- Uang bukan penentu, tapi bisa mempengaruhi kebahagiaan.
Demikian hasil jajak pendapat terbaru yang dihajat lembaga Marist
Institute for Public Opinion, Amerika Serikat.
Pendapatan rumah tangga tahunan sebesar US$ 50 ribu cukup untuk
meningkatkan kemungkinan orang merasa, secara keseluruhan, bahagia dan
puas dalam hidup.
Untuk sampai pada angka tersebut, para peneliti di Marist College
meminta orang untuk menilai tingkat kepuasan dalam seluruh bidang
kehidupan mereka: keluarga, lingkungan, keselamatan, situasi perumahan,
kehidupan spiritual, kesehatan, teman, pekerjaan atau bagaimana
waktunya akan dihabiskan, waktu luang, keuangan, dan keterlibatan
masyarakat.
Mereka kemudian meminta mereka untuk mengidentifikasi pendapatan rumah
tangga tahunan mereka. Penelitian ini menemukan bahwa gaji tahunan
sebesar US$ 50 ribu menjadi titik kritis penting dalam menentukan
kebahagiaan dan kepuasan pribadi.
Rumah tangga dengan pendapatan tahunan kurang dari US$ 50.000 kurang
bahagia dibandingkan dengan pendapatan rumah tangga tahunan lebih dari
US$ 50.000. Beberapa perbedaan terbesar antara kedua tingkat pendapatan
terjadi dalam kepuasan menyangkut perumahan, hubungan dengan teman,
dan kepuasan secara keseluruhan dengan kehidupannya.
Terlepas dari tingkat pendapatan, survei juga menemukan bahwa 64 persen
orang Amerika telah mengalami kesulitan keuangan pada tahun lalu.
Survei tersebut juga menemukan bahwa, dalam satu tahun terakhir, 57
persen mengurangi pengeluaran; 26 persen menunda pensiun; 17 persen
memiliki kesulitan membayar perawatan medis; 14 persen memiliki
kesulitan membayar hipotek mereka; dan 12 persen memiliki kesulitan
untuk menebus resep obat.
"Uang tidak dapat langsung membeli kebahagiaan, tetapi penelitian kami
jelas menunjukkan bahwa itu adalah faktor penting dalam kepuasan dengan
kualitas hidup," kata Paul Hogan, ketua dan pendiri Home Instead
Senior Care, sebuah perusahaan yang menyediakan perawatan di rumah bagi
manula dan yang memprakarsai survei. "Yang penting digarisbawahi tidak
hanya sejauh mana pendapatan membentuk perspektif tentang kehidupan,
tetapi betapa sulitnya krisis ekonomi terakhir ini bagi banyak orang,"
katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar